Selasa, 05 Oktober 2010

Greenpeace Facebook

Kebutuhan pusat data bagi Facebook memang terus meningkat. Diperkirakan Facebook memiliki lebih dari 60 ribu server di seluruh dunia. Vice President of Technical Operations Facebook, Jonathan Heiliger memperkirakan, server Facebook musti bekerja dengan beban lebih dari 50 juta operasi per detik.

Pusat data ini bahkan disebut-sebut sebagai pusat data tersentralisasi terbesar di dunia, yang rencananya akan berdiri di Portland. Oregon, Amerika Serikat. 

Seperti dikutip dari situs Guardian, pusat data ini memang dilengkapi dengan komputer yang mengkonsumsi energi paling efisien. Tapi, dengan jumlah penggunanya yang telah menembus 500 juta, dan aktivitas mereka yang begitu intens untuk menyimpan foto, streaming video, dan informasi-informasi lainnya, diperkirakan pusat data ini akan membutuhkan daya listrik yang lebih besar daripada negara-negara berkembang.

Nah, yang mengundang keprihatinan Greenpeace, pusat data baru Facebook nantinya bakal disuplai listrik dari pembangkit berbahan bakar batubara, yang dianggap sebagai pembangkit tenaga listrik yang paling 'kotor'.

Facebook bakal memperoleh pasokan listrik dari Pacific Power, yang 67 persen prosesnya menggunakan batubara, dan hanya kurang dari 12 persennya menggunakan pembangkitan listrik dari bahan yang bisa diperbaharui (renewable resources).

Greenpeace meminta komitmen pendiri dan CEO Facebook, Mark Zuckerberg untuk menggantikan rencana penggunaan batubara dengan penggunaan bahan bakar yang bisa diperbarui.

Agar "Facebook bisa secara unik diposisikan sebagai perusahaan yang terdepan dan berpengaruh untuk mengarahkan penggunaan dari clean energy," kata Kumi Naidoo, Director Greenpeace International, dalam surat himbauan mereka kepada Facebook.

Hingga kini, Greenpeace mengklaim telah menghimpun 500 ribu orang yang juga meminta hal yang sama dari Facebook. Bagi yang ingin bergabung juga bisa mengunjungi laman Greenpeace di sini.

http://www.greenpeace.org/international/en/campaigns/climate-change/cool-it/ITs-carbon-footprint/Facebook/

Tidak ada komentar: