Bisnis

Singkat Mengenai Bisnis

Dalam tulisan ini, saya akan coba menggambarkan singkat mengenai bisnis tanpa memusingkan pembaca Blog ini.

Dalam bisnis kita ketahui ada 3 kategori umum dalam mengelompokkan bisnis atau usaha, yaitu
  • Besar
  • Menengah
  • Kecil
Apa yang diharapkan? Tentu keuntungan.
Apa yang diperlukan dalam berbisnis? Nah ini dia pertanyaan yang cukup penting. Tanpa perlu bertele-tele :
  1. Pengetahuan Bisnisnya
  2. Modal
  3. Kemauan dan Niat
  4. Insting Bisnis
Pengetahuan Bisnis yang akan digeluti adalah termasuk modal utama dalam berhasil. Pengetahuan bisnis yang lengkap dapat berhasil lebih cepat daripada tidak tau sama sekali dan menerka-nerka. Namun juga tidak dapat dipungkiri bahwa otak manusia mampu untuk menerka-nerka atau mempunyai banyak pertanyaan dan bisa juga dengan cepat menyimpulkan solusi yang tepat. 

Kategori Bisnis Yang Anda Ingin Jalankan :
  1. Bisnis Baru Konsumen Baru = Anda memulai dari nol besar
  2. Bisnis Baru Konsumen Lama  = Anda memulai usaha baru tapi sudah ada pasarnya
  3. Bisnis Lama Konsumen Baru  = Anda mencontek bisnis yang sudah ada, pasarnya cari yang baru
  4. Bisnis Lama  Konsumen Lama  = Anda mencontek bisnis yang sudah eksis, pasar berpaling ke Anda.
Contoh Kasus :
- Bapak Aldo (35 tahun)
  1. Ingin membuka usaha ternak namun belum pernah bekerja di peternakan maupun mencari pengalaman yang cukup dari kenalannya peternak dan bahkan ia tidak mempunyai kenalan peternak satupun. >>> Kalau Bapak Aldo biasa berbisnis atau dalam suatu hal beruntung karena ia kuat di hitung-hitungan serta insting bisnisnya besar dan sering diasah dari muda, bisa jadi usaha itu akan berhasil. >>> Bapak Aldo harus ekstra berpikir akan pangsa pasar yang harus dikejar sebagai "Target Operasi".
  2. Pernah bekerja di peternakan selama 3 tahun. Di sana ia mencari pengalaman yang cukup dari Bos-nya yang peternak dan bahkan ia mempunyai kenalan banyak peternak saingannya, juga supplier. Dalam suatu kesempatan ia beralih menjadi Supplier dari peternakan Bos-nya. >>> Bapak Aldo belum pernah berbisnis namun pengalamannya adalah keberuntungannya karena ia belajar banyak dan sebagai pekerja yang menjadi pengusaha, ia terbiasa bekerja rajin seperti biasanya saja, maka bisa jadi usaha itu akan berhasil. >>> Bapak Aldo tidak harus ekstra berpikir akan pangsa pasar yang harus dikejar karena ia sudah mempunyai "Target Operasi" dari hasil perencanaannya, semisal adalah peternakan Bos-nya sendiri dan seluruh peternakan di daerah tersebut.
  3. Mencontek usaha peternakan milik Bos tempat ia bekerja yang dilihat cukup sukses, Pak Aldo melihat adanya kesempatan membuat peternakan yang sama karena ternyata permintaan hasil ternak selama 3 tahun cenderung meningkat. Atas dasar itu ia membuat peternakan yang cukup jauh dari daerah tempat peternakan Bos-nya tersebut. >>> Kalau permintaannya ternyata benar meningkat meskipun di daerah baru, dan Pak Aldo memakai resep suksesnya Sang Bos-nya, bahkan lebih bisa menyiasati hal permasalahan yang lebih baik, maka tidak ada alasan Pak Aldo tidak bisa berhasil. >>> Tentunya Pak Aldo tidak mengetahui semua konsumen Bos-nya, jadi ia harus mencari pasar baru yang sejenis dengan pasar milik peternakan Bos-nya itu.
  4. Mencontek usaha peternakan milik Bos tempat ia bekerja yang dilihat cukup sukses, Pak Aldo melihat adanya kesempatan membuat peternakan yang sama karena ternyata permintaan hasil ternak selama 3 tahun cenderung meningkat. Atas dasar itu ia membuat peternakan yang dekat dari daerah tempat peternakan Bos-nya tersebut. >>> Kalau permintaannya ternyata benar meningkat dan Pak Aldo memakai resep suksesnya Sang Bos-nya, bahkan lebih bisa menyiasati hal permasalahan yang lebih baik, maka tidak ada alasan Pak Aldo tidak bisa berhasil. Namun demikian, persaingan menjadi lebih ketat lagi. Semoga tidak menjadi saling membunuh pesaingnya. >>> Tentunya Pak Aldo sudah mengetahui semua konsumen Bos-nya, misalnya menjual hasil ternak tersebut ke hotel dan atau restoran, bekerja sama dengan Rumah Potong agar hasil jadinya mudah dimasukkan ke konsumen besar tersebut.  


Pasar di Indonesia

Di luar contoh kasus cerita di atas, kita sebaiknya harus mempelajari dulu calon konsumen dari usaha kita. Dalam hal ini saya akan sampaikan, betapa luas pasar di Indonesia.



Seperti yang Anda lihat peta dunia di atas, Indonesia termasuk negara yang "dapat dengan mudah terlihat" meski hanya dari peta kecil tersebut. Ibarat pepatah, dimana bumi dipijak disitulah langit dijunjung, kita harus mengetahui pasar pembeli kita dulu. Secara umum mengenai bisnis di Indonesia, kita harus melihat dulu statistik penduduknya, yang notabene adalah calon konsumen produk kita.
Jumlah dan Distribusi PendudukJumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 adalah sebanyak 237 641 326 jiwa, yang mencakup mereka yang bertempat tinggal di daerah perkotaan sebanyak 118 320 256 jiwa (49,79 persen) dan di daerah perdesaan sebanyak 119 321 070 jiwa (50,21 persen).
Penyebaran penduduk menurut pulau-pulau besar adalah: pulau Sumatera yang luasnya 25,2 persen dari luas seluruh wilayah Indonesia dihuni oleh 21,3 persen penduduk, Jawa yang luasnya 6,8 persen dihuni oleh 57,5 persen penduduk, Kalimantan yang luasnya 28,5 persen dihuni oleh 5,8 persen penduduk, Sulawesi yang luasnya 9,9 persen dihuni oleh 7,3 persen penduduk, Maluku yang luasnya 4,1 persen dihuni oleh 1,1 persen penduduk, dan Papua yang luasnya 21,8 persen dihuni oleh 1,5 persen penduduk.
Jenis Kelamin PendudukPenduduk laki-laki Indonesia sebanyak 119 630 913 jiwa dan perempuan sebanyak 118 010 413 jiwa. Seks Rasio adalah 101, berarti terdapat 101 laki-laki untuk setiap 100 perempuan.
Seks Rasio menurut provinsi, yang terendah adalah 94 di Provinsi NTB dan tertinggi adalah 113 di Provinsi Papua.
Seks Rasio nasional pada kelompok umur 0-4 sebesar 106, umur 5-9 sebesar 106, kelompok umur lima tahunan dari 10 sampai 64 berkisar antara 93 sampai dengan 109, dan umur 65+ sebesar 81. 
Umur PendudukMedian umur penduduk Indonesia tahun 2010 adalah 27,2 tahun. Angka ini menunjukkan bahwa penduduk Indonesia termasuk kategori menengah (intermediate). Penduduk suatu wilayah dikategorikan penduduk muda bila median umur < 20, penduduk menengah jika median umur 20-30, dan penduduk tua jika median umur > 30 tahun. Rasio ketergantungan penduduk Indonesia adalah 51,31. Angka ini menunjukkan bahwa setiap 100 orang usia produktif (15-64 tahun) terdapat sekitar 51 orang usia tidak produkif (0-14 dan 65+), yang menunjukkan banyaknya beban tanggungan penduduk suatu wilayah. Rasio ketergantungan di daerah perkotaan adalah 46,59 sementara di daerah perdesaan 56,30. Perkiraan rata-rata umur kawin pertama penduduk laki-laki sebesar 25,7 tahun dan perempuan 22,3 tahun (perhitungan Singulate Mean Age at Marriage/SMAM).
  1. Jawa Barat : 43 053 732 jiwa
  1. Jawa Tengah : 32 382 657 jiwa
  1. Jawa Timur : 37 476 757 jiwa
  1. Sumatera Utara : 12 982 204 jiwa
  1. Aceh : 4 494 410 jiwa
  1. Sumatera Barat : 4 846 909 jiwa
  1. Riau : 5 538 367 jiwa
  1. Sumatera Selatan : 7 450 394 jiwa
  1. Lampung : 7 608 405 jiwa
  1. Kalimantan Barat : 4 395 983 jiwa
  1. Kalimantan Tengah : 2 212 089 jiwa
  1. Kalimantan Selatan : 3 626 616 jiwa
  1. Kalimantan Timur : 3 553 143 jiwa
  1. Sulawesi Selatan : 8 034 776 jiwa
  1. Sulawesi Tengah : 2 635 009 jiwa
  1. Sulawesi Tenggara : 2 232 586 jiwa
  1. Sulawesi Utara : 2 270 596 jiwa
  1. Gorontalo : 1 040 164 jiwa
  1. Maluku : 1 533 506 jiwa
  1. Maluku Utara : 1 038 087 jiwa
  1. Papua Barat : 760 422 jiwa
  1. Papua : 2 833 381 jiwa
  1. Bali : 3 890 757 jiwa
  1. Nusa Tenggara Barat : 4 500 212 jiwa

Jumlah Angkatan Kerja Mencapai 107,7 Juta JiwaBerdasarkan hasil SP 2010, jumlah penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) adalah sebesar 169,0 juta jiwa, terdiri dari 84,3 juta orang laki-laki dan 84,7 juta orang perempuan. Dari jumlah tersebut, jumlah angkatan kerja, yakni penduduk 15 tahun ke atas yang aktif secara ekonomi yaitu mereka yang bekerja , mencari pekerjaan atau mempersiapkan usaha sebesar 107,7 juta jiwa, yang terdiri dari 68,2 juta orang laki-laki dan 39,5 juta orang perempuan. Dilihat berdasarkan daerah tempat tinggal, jumlah angkatan kerja yang tinggal di perkotaan sebesar 50,7 juta orang dan yang tinggal di perdesaan sebesar 57,0 juta orang. Dari jumlah angkatan kerja tersebut, jumlah penduduk yang bekerja sebanyak 104,9 juta jiwa dan yang mencari kerja sebesar 2,8 juta jiwa.  
Perumahan Penduduk IndonesiaPeningkatan jumlah penduduk Indonesia yang pesat menjadikan kebutuhan tempat tinggal semakin meningkat pula. Hasil SP2010 memperlihatkan rumah tangga yang menempati rumah milik sendiri sebesar 77,70 persen. Dari angka tersebut, 55,28 persen diantaranya telah memiliki bukti hukum yang kuat, yaitu memiliki sertipikat hak milik (SHM) baik itu atas nama anggota rumah tangga ataupun bukan atas nama anggota rumah tangga. Sebagian besar rumah tangga menempati bangunan tempat tinggal dengan luas lantai perkapita 13 m2 atau lebih (56,98 persen) serta sumber penerangan utamanya adalah listrik (93,89 persen). 
PendidikanSetiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar (Pasal 6 UU No. 20 tahun 2003). Berdasarkan hasil SP2010, persentase penduduk 7-15 tahun yang belum/tidak sekolah sebesar 2,51 persen dan yang tidak sekolah lagi sebesar 6,04 persen. Ukuran/indikator untuk melihat kualitas sumber daya manusia (SDM) yang terkait pendidikan antara lain pendidikan yang ditamatkan dan Angka Melek Huruf (AMH). Berdasarkan hasil SP2010, persentase penduduk 5 tahun ke atas berpendidikan minimal tamat SMP/Sederajat sebesar 40,93 persen. Ini menunjukkan kualitas SDM menurut tingkat pendidikan formalnya relatif masih rendah. AMH penduduk berusia 15 tahun ke atas sebesar 92,37 persen yang berarti setiap 100 penduduk usia 15 tahun ke atas ada 92 orang yang melek huruf. Penduduk dikatakan melek huruf jika dapat membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya.
Penduduk Migran Seumur HidupJumlah penduduk yang merupakan migran seumur hidup terus meningkat dari waktu ke waktu. Hasil SP2010 mencatat 27 975 612 penduduk atau 11,8 persen penduduk merupakan migran masuk seumur hidup antar provinsi. Persentase migran seumur hidup di daerah perkotaan hampir tiga kali lipat migran seumur hidup di daerah perdesaan, masing-masing sebesar 17,2 dan 6,3 persen. Menurut gender, jumlah migran laki-laki lebih banyak daripada migran perempuan, 14 736 632 berbanding 13 238 980 orang. Seks rasio migran seumur hidup adalah 111,3. Data-data tersebut menunjang teori, bahwa migran lebih banyak di daerah perkotaan dan laki-laki lebih banyak yang melakukan perpindahan. Beberapa provinsi merupakan daerah tujuan migran, seperti: Kepulauan Riau, DKI Jakarta, dan Kalimantan Timur. Daerah-daerah ini mempunyai daya tarik tersendiri bagi migran. Pada umumnya alasan utama pindah para migran ini adalah karena pekerjaan, mencari pekerjaan, atau sekolah.

Sebagai penutup dari tulisan yang singkat ini, saya akan memberikan tips untuk bisnis. Kepercayaan adalah modal utama bisnis langgeng dan satunya lagi adalah tidak boros. Meskipun pengusaha yang paling pintar sekalipun kalau tidak bisa dipercaya dan tidak bisa mengatur keuangan
atau boros, maka usaha tidak akan berjalan lama. Nah, terakhir, saya ramgkumkan himbauan = 
  1. Jaga Kepercayaan dan "Track Record" yang baik
  2. Jangan boros, gunakan keuntungan seperlunya saja. Percayalah!
  3. hati-hati penipu. Selalu utamakan pahit di dalam pembayaran tapi baik di hati kita.
  4. Zakat / Sedekah akan membawa kebaikan untuk yang percaya.
  5. Kalau produk Anda bisa skala nasional, pelajari cara jitu beriklan agar produk dapat melaju pesat di pasar domestik.
Semoga bermanfaat. Sukses buat Pembaca semua.